Edukasi Penanganan Sampah Plastik Sejak Usia Dini Jadi Solusi Atasi Masalah Lingkungan

Edukasi Penanganan Sampah Plastik Sejak Usia Dini Jadi Solusi Atasi Masalah Lingkungan

JAKARTA - Ketua Dharma Wanita Pembangunan (DWP) dan Ketua Bidang 1 OASE Kabinet Indonesia Maju, Franka Makarim menilai bahwa Edukasi Penanganan Sampah Plastik (EPSP) menjadi salah satu solusi yang bisa diterapkan dalam pendidikan sejak usia dini untuk membantu mengatasi permasalahan lingkungan. Aktivitas tersebut sekaligus menjadi bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang penting untuk ditanamkan sedini mungkin pada anak-anak.

“Kepedulian masyarakat sedini mungkin terhadap lingkungan sekitar berkaitan erat dengan proses pembentukan karakter anak usia dini yang peduli dan cinta lingkungan. Nilai tersebut menjadi salah satu capaian yang diharapkan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” ujar Franka Makarim saat menjadi pembicara kunci pada Webinar Edukasi Penanganan Sampah Plastik pada Anak Usia Dini di Satuan PAUD di Jakarta.

Lebih lanjut, Franka menekankan, diperlukan keterlibatan masyarakat agar turut serta mengurangi penumpukan sampah plastik. “Harapannya, setelah timbul kesadaran yang dimulai dari anak-anak usia dini maka akan muncul aksi di masyarakat yang mengubah sampah plastik menjadi material bernilai ekonomis dan tidak membahayakan bagi lingkungan hidup,” imbuhnya.  

Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaksanakan Webinar Edukasi Penanganan Sampah Plastik pada Anak Usia Dini di Satuan PAUD secara hibrida yang disiarkan melalui kanal Youtube PAUDPEDIA. Turut hadir sebagai narasumber, yaitu Siti Marini, Kepala Sekolah Al Firdaus, Karawang; Jeffry Ricardo, Senior Manager Danone Indonesia; dan Nur Aini, Kepala Bagian Tanggung Jawab Sosial sebagai perwakilan OASE Bidang IV.

Peserta luring yang hadir sebanyak 25 orang DWP Kemendikbudristek, 50 orang perwakilan guru PAUD, orang tua peserta didik PAUD, Organisasi Mitra, Dinas Pendidikan, Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan  Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI). Sementara itu, peserta dari yang hadir melalui Zoom di antaranya OASE-KIM Bidang 1, OASE-KIM Bidang 4, DWP Kemendikbudristek, Guru Satuan PAUD, orang tua PAUD, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP).

Pencemaran lingkungan bisa disebabkan oleh beberapa hal yakni 1) pengelolaan sampah yang tidak baik, 2)  kurangnya pengendalian penggunaan,  3) produksi bahan atau media yang berdampak pada pencemaran lingkungan, 4) penumpukan sampah tanpa ada tindakan lanjutan, 5) pembiasaan penggunaan plastik sekali pakai yang berlebih yang berimbas buruk terhadap perairan dan tanah.

“Bila keadaan lingkungan sudah tidak baik dan tidak mendukung, dapat dipastikan akan memberikan efek domino yang tidak baik pada keberlangsungan seluruh ekosistem,” ungkap Franka.

Pentingnya penanaman dan pembentukan karakter baik dan positif bagi anak usia dini, kata Franka, selayaknya dipraktikkan secara terpadu di lingkungan terdekat anak, baik itu di lingkungan rumah, lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Hal tersebut juga berlaku dalam penanaman perilaku sadar dan bijak terhadap sampah, yang idealnya dilakukan sedini mungkin, hingga pada akhirnya membentuk pelajar yang sadar dan bijak terhadap sampah dan lingkungan.

Franka menambahkan, pembiasaan dan penanaman perilaku bijak sampah di lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui perancangan pembelajaran, serta perancangan lingkungan budaya dan kebiasaan di sekolah.

“Hal ini sejalan dengan konsep Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik mencakup kompetensi literasi, numerasi, dan pengembangan karakter,” tuturnya.***

Berita Lainnya

LATIHAN RUTIN PRAMUKA

UPACARA SENIN PAGI

©2023 SD Negeri 007 Sidomulyo Indragiri Hulu Riau